PENALARAN
Kata
“Penalaran” sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebenarya apa sih Penalaran itu dan
apa saja yang berkaitan dengan Penlaran ? Disini saya akan sharing sedikit tentang
“Penalaran”
Penalaran
merupakan proses berfikir logis dan secara terstruktur. Dalam proses penalaran terdapat unsur-unsur
yang mendukung penalaran yaitu Asersi, Keyakinan dan Argumen . Dari tiga unsur
tersubut dapat menghasilkan atau mendukung suatu pernyataan dengan keyakinan
dan bukti yang masuk akal.
Asersi
sendiri merupakan pernyataan yang menjelaskan bahwa sesutu itu adalah
benar. Dengan adanya asersi maka akan
muncul keyakinan atau kepercayaan untuk menerima bahwa suatu pernyataan itu
adalah benar. Beberapa asersi beserta
keterkaitannya dan penyimpulan digunakan untuk mendukung keyakinan disebut
dengan argumen, dengan adanya argumen akan di pakai untuk membentuk,
mempertahankan atau mengubah keyakinan tersebut.
Dalam asersi
ada yang dinamakan yaitu pengkuantifikasi. Penguantifikasi dibutuhkan untuk
menentukan keikutsertaan atau keuniversalan suatu asersi. Ada dua jenis
pengkuantiikasi yaiu pengkuantifikasi universal ( semua dan tidak ada
) dan pengkuantifikasi spesifik ( beberapa ). Dalam menyatakan suatu
asersi harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami banyak orang, karena jika
asersi itu menggunakan bahasa yang sulit di pahami makan akan menimbulkan
sesuatu yang ambigu dan akan mengacaukan suatu argumen.
Dari segi
fakta pendukung asersi dapat dikelompkkan menjadi 3 yaitu :
a. Asumsi
merupakan asersi yang dianggap benar walaupun tidak dapat menunjukan bukti
bahwa asersi tersebut benar atau asersi yang diterima kebenarannya untuk
keperluan diskusi atau debat.
b. Hipotesis
merupaka asersi yang belum di ketahui kebenarannya, tetapi asersi tersebut
dapat diuji kebenarannya. Dalam membuat hipotesis, asersi juga harus memiliki
kemungkinan salah, jika tidak memiliki kemungkinan salah asersi tersebut
dinyatakan suatu pernyataan fakta.
c. Pernyataan
fakta merupakan asersi yang memiliki kebenaran yang sangat kuat dan tidak dapat
terbantahkan lagi.
Keyakinan
merupakan hal yang dituju oleh penalaran, dalam keyakinan terdapat sifat yang
penting yaitu, keadabenaran, bukan pendapat, beritnkat, mengandung bias, memuat
nilai, berkekuatan, veridikal, dan tertempa.
Argumen dapat bersifat deduktif dan
nondeduktif. Argumen deduktif merupakan proses penyimpulan yang diawali dengan
pernyataan umum yang disepakati ( premis ) ke pernyataan khusus sebagai
kesimpulan ( konklusi ). Salah satu penalaran deduktif adalah penalaran
Silogisma, yang terdiri dari presmi major ( pernyataan umum ), presmi minor (
pernyataan khusus ) dan konklusi ( kesimpulan ).
Argumen
nondeduktif ( argumen induktif ) argumen yang diawali dengan pernyataan khusus
dan berakhir dengan pernyataan umum yag merupakan generalisasi dari keadaan
khusus, dalam konklusi atu kesimpulan argumen induktif bertujuan untuk
menyakini kebolehjadian kebenaran konklusi cukup tinggi atau sebaliknya. Contoh dari penalaran nondeduktif adalah
argumen dengan analogi dan penalaran sebab akibat.
Argumen
dengan analogi dimana konklusi terjadi karena Adanya kemiripan baik
karateristik, pola, fungsi atau hubungan unsur. Analogi bisa dikatan bukan
merupakan suatu pembuktian tapi lebih mengarah pada suatu sarana untuk
menjelaskan.
Argumen
sebab akibat terjadi untuk menyakinkan bahwa suatu gejala timbul karena gejala
lain. Kenyakinan adanya penyebab dapat dipenuhi jika 3 kriteria dapat
terpenuhi yaitu, kovariasi, adanya
urutan kejadian, dan tidak adanya faktor lain selain faktor sebab yang diamati.
Tujuan dari
argumen adalah untuk mengubah keyakinan, ada waktunya argumen yang negatif
dapat menyakinkan banyak orang. Kadang orang sering terkecoh atau mengocehkan
suatu argumen, padahal argumen tersebut memiliki penalaran yang tidak masuk
akal. Kecohan dapat terjadi karena strategem atau salah logika. Strategem
adalah cara yang dilakukan untuk meyakinkan pada uatu pernyataan dengan
mengajukan argumen yang benar. Stategmen semata-mata dilakukan untuk
memenangkan posisi bukan untuk mencari sousi yang baik. Argumen yang benar
tidak selalu dapat membujuk sehingga
stategmen dilakukan tanpa melibatkan salah nalar. Cara- cara ini dapat berupa
persuasi tidak langsung, membidik orangnya, menyampingkan masalah pokok,
misrepresentasi, imbauan cacah, imbauan autoritas, imbauan tradisi, dilema
semua, imbauan emosi.
Salah nalar
adalah kesalahan dapan kesimpulan akibat tidak ditepkannya aturan-aturan yang
benar. Beberapa dari bentuk salah nalar adalah menegaskan konsekuen, menyangkal
atenseden, pentaksaan, perampatan lebih, parsialitas, pembuktian analogis,
peracuan urutan kejadian dengan penyebaban, dan pengambilan kesimpulan
pasangan.
Aspek
manusia sangat berperan dalam argumen khusus nya dalam kepentingan pribadi atau
kelompok terlibat dalam perdebatan, orang-orang cenderung lebih menerima
penjelasan sederhana atau penjelasan yang pertama kali didengar. Bila keputusan
terlanjur diambil padahal keputusan tersebut merupakan kesalahan, maka orang
akan cenderung melakukan rasionlisasi daripada argumen yang mendukung
keputusan, karena tradisi atau suatu kepentingan biasanya orang lebih bersikap
percaya pada keyakinan yang salah.
Sikap
persistensi menghalangi untuk mempertimbangkan argumen-argumen yang kuat dan
menuju untuk meningkalkan keyakinan atau paradigma yang tidak benar, apalagi
jika hal tersebut didasari oleh motif atau kepentingan tertentu maka
persistensi tersebut sudah tidak layak lagi. Persistensi sejenis ini akan
menjadi resistensi terhadap perubahan yang mana pada saatnya nanti akan
menghambat perkembangan pengetahuan.
0 komentar: